Ingin segera hamil? “Cermati kapan tiba hari subur. Itulah saat tepat untuk berintim-intim,” saran dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS. Seorang wanita dikatakan sedang subur, kata ginekolog dari Klinik Pasutri ini, bila ia dalam keadaan siap melepas sel telur yang telah matang agar dapat dibuahi sel sperma pria. Di saat subur, wanita akan mengalami perubahan komposisi hormon estrogen dan progesteron yang secara signifikan akan terlihat dalam kandungan air liur, air seni, dan suhu tubuh.
Nah, untuk mendeteksi masa subur ini bisa dilakukan dari berbagai cara. Berikut penjelasan Boyke mengenai ragam alat kesuburan tersebut.
MEDIA AIR SENI
Sepintas alat tes kesuburan dari berbagai merk ini mirip dengan penguji kehamilan. Cara pakainyapun sederhana, cukup dengan meneteskan air seni. Setelah menunggu beberapa saat, air seni dari wanita yang sedang subur akan menunjukkan perubahan berarti yang bisa dibedakan dari saat-saat tak subur. Hasil itulah yang kemudian bisa jadi rambu, kapan boleh berintim-intim dan kapan sebaiknya menghindari hubungan suami-istri jika memang tak menghendaki kehamilan.
Efektivitasnya cukup tinggi, sekitar 90-95 persen. Sayangnya, alat jenis ini hanya dimungkinkan untuk sekali pakai, lantas dibuang, hingga relatif mahal.
MEDIA AIR LIUR
Alat tes yang satu ini adalah mikroskop mini dengan bentuk menyerupai lipstik. Caranya, tempatkan air liur di gelas teropong. Diamkan selama 5 menit, kemudian nyalakan lampunya dan putar-putar pengatur lensa ke kiri dankanan sesuai kebutuhan untuk mendapat tampilan terbaik. Gambar-gambar yang terlihat akan berbeda sesuai masa subur dan tidaknya.
Kalau gambar yang diperlihatkan berupa gambar kosong atau bintik-bintik tak jelas, berarti si wanita dalam keadaan tidak subur. Sedangkan bila gambarnya berstruktur bebatuan dengan beberapa tulang-tulang daun, itu pertanda dalam waktu dekat (sekitar 3 hari) si wanita akan mengalami ovulasi. Bila sanggama dilakukan di saat ini, si istri berpeluang besar hamil karena sperma diperkirakan memiliki masa hidup maksimum selama 72 jam.
Sementara gambar ketiga adalah struktur tulang-tulang daun yang saling bersilangan. Artinya, yang bersangkutan sedang berada dalam masa ovulasi atau sedang berada di puncak kesuburan. Hingga kemungkinan untuk hamil sangat maksimal bila persetubuhan dilakukan saat ini.
Untuk mendapatkan gambaran yang bisa diandalkan, air liur yang digunakan sebaiknya merupakan air liur pertama yang belum “terpolusi” oleh makanan, rokok, maupun minuman. Di samping itu,tak boleh berbusa, tanpa bola-bola udara, dan diproduksi secara spontan alias tanpa pemaksaan.
Keunggulan alat ini yakni nyaris tanpa efek samping yang merugikan, tidak mempengaruhi hubungan seks secara alami, dan tidak mengganggu siklus normal produksi hormon. Selain itu, praktis pemakaiannya. Harganya relatif murah, sekitar Rp 160 ribu untuk pemakaian 3 tahun. Sementara efektivitasnya pun diklaim mencapai 98 persen. Meski tentu saja tetap dibutuhkan komunikasi dan kerja sama suami-istri. Semisal, “Aduh jangan sekarang, deh, Pa. Aku lagi subur, nih.”
SISTEM KALENDER
Yang ini terbilang paling sederhana, meski efektivitasnya tergolong rendah, yaitu cuma sekitar 60-70 persen. Sebab, harus dihitung secara manual, hingga perlu kecermatan dan ketelitian. Yakni, hari haid terakhir ditambah 13 untuk menentukan hari subur, sedangkan saat prasubur dihitung dengan mengurangi dan menambahkan masing-masing 3 hari. Jadi, misalkan haid terakhir tanggal 7, maka saat ovulasinya adalah tanggal 20 (7+13). Sedangkan saat-saat prasuburnya antara tanggal 17( 7+13-3) sampai tanggal 23 (7+13+3).
Kendalanya,perhitungan ini cuma cocok buat mereka yang siklus menstruasinya teratur antara 28-35 hari. Sedangkan yang siklus menstruasinya kacau/tidak teratur, sulit menerapkan sistem ini.
Sistem kalender ini pun tak bisa diandalkan untuk mencegah kehamilan. Soalnya, pengeluaran sel telur dapat bergeser harinya, terutama bila ada gangguan emosi. Belum lagi pola hidup, semisal kebiasaan merokok dan asupan gizi buruk yang berpengaruh pada produksi hormon pengatur kelenjar endokrin.
Selain itu, saat-saat tepat kapan sel telur keluar hanya berdasarkan perkiraan saja. Paling tidak, dibutuhkan kecermatan mencatat minimal 6 kali siklus haid. Saat keluarnya sel telur diperkirakan dengan mengurangi 3 hari pada siklus terpendek dan menambahkan 3 hari pada siklus terpanjang. Dari catatan itulah bisa diketahui saat-saat yang aman dan saat mana pula yang dianggap “berbahaya”.
PENGUKURAN SUHU BASAL
Boleh dibilang modalnya cuma termometer yang disarankan dipasang di satu tempat secara tetap atau ajek. Yakni, di bawah lidah atau dimasukkan ke dalam dubur karena pengukuran di ketiak berpeluang terjadi penyimpangan. Akurasinya mencapai 80 persen asalkan pengukuran dilakukan secara teratur pada jam tertentu setiap hari sejak menstruasi bersih. Tepatnya setiap bangun tidur jam 6 pagi sebelum turun dari ranjang, lakukan pengukuran sambil berbaring selama 5 menit.
Mengapa harus sedemikian njlimet? Tak lain karena bila tubuh sudah bergerak, akan banyak pula energi dan keringat yang keluar, hingga berpengaruh pada suhu tubuh. Sebaiknya, jangan pula merokok atau makan apa pun.
Berapa suhu setiap harinya, harus dicatat secara tertib agar bisa dipantau. Jika hasil pencatatan memperlihatkan grafik mendatar, berarti yang bersangkutan sedang berada dalam masa tidak subur. Akan tetapi pada saat tertentu, grafik tersebut mendadak akan “meloncat” tajam. Sebabnya, hormon estrogen pada dasarnya bersifat termokinetik atau meningkatkan suhu tubuh. Dengan begitu, peningkatan jumlah estrogen secara otomatis akan pula meningkatkan suhu tubuh.
Nah, ketika ada perubahan grafik dari mendatar kemudian menjulang tinggi, berarti kadar estrogen memang sedang tinggi. Dengan kata lain, sedang terjadi pelepasan sel telur alias tiba masa subur. Terlebih bila memang tanpa disertai tanda-tanda infeksi lain. Grafik peningkatan suhu ini akan melandai/turun kembali bersamaan dengan berlalunya masa subur sampai tiba siklus haid berikutnya. Sedangkan bila grafik suhu tetap tinggi sampai 3 minggu, sementara wanita yang bersangkutan tidak sedang flu, itu pertanda ia sudah berbadan dua.
LENDIR KESUBURAN
Sistem lendir kesuburan ini ditemukan oleh pasangan dokter John dan Evelyn Billings dari Australia. Lendir kesuburan tersebut dihasilkan oleh kelenjar leher rahim wanita bersamaan dengan proses pematangan sel telur dalam indung telur. Persamaan waktu tersebut berkaitan dengan fungsi kelenjar hipofisis dan hipotalamus. Di antaranya mengubah sifat cairan dalam leher rahim dari serat seperti benang kusut yang sukar diterobos menjadi serat-serat yang paralel sehingga mudah dilalui oleh sperma yang akan masuk ke dalam rahim dan saluran telur. Bila sperma berhasil menerobos masuk ke saluran telur dan membuahi sel telur, berarti akan terjadi kehamilan. Dengan begitu, lendir kesuburan memang bertugas membantu mempertemukan sel sperma dan sel telur.
Fungsi lain dari lendir kesuburan ini adalah mengubah kadar keasaman dalam vagina. Artinya, bila tidak terdapat lendir kesuburan, cairan dalam vagina bersifat asam hingga sperma hanya bertahan hidup selama beberapa jam saja. Sedangkan dengan adanya lendir kesuburan, keasaman vagina jauh berkurang hingga sperma bisa bertahan hidup di sini selama 3 hari. Padahal, lendir kesuburan ini dihasilkan setiap wanita dalam waktu yang amat terbatas. Yakni, menjelang sel telur akan melepaskan diri dari indung telur.
Sedangkan lama dan jumlah produksi lendir kesuburan, berbeda antara wanita yang satu dengan lainnya. Wanita yang kesuburannya terbilang tinggi, contohnya, bisa menghasilkan lendir kesuburan selama 5 hari. Sementara mereka yang kurang subur bahkan sulit hamil, selain jumlahnya sedikit, masa produksi lendir kesuburannya pun cuma beberapa jam saja. Mereka inilah yang perlu ekstra jeli mengamati produksi lendir kesuburannya bila ingin hamil. Dalam keadaan subur, lendir tersebut bersifat amat elastis, hingga ketika ditarik pun seolah tak ada habis-habisnya karena tidak pernah terputus. Jika diperiksakan di bawah mikroskop, lendir ini akan memperlihatkan gambaran seperti pakis atau pohon cemara.
Orang awam dengan mata telanjang tentu agak sulit menilai kesuburan seseorang lewat lendir kesuburan. Tak heran bila efektivitasnya hampir sama dengan sistem kalender bila tanpa dibantu alat yang menggunakan media lain. Dengan demikian, orang tak bisa seenaknya dengan enteng mengatakan, “Oh, aku lagi subur banget, nih. Soalnya lendirku bagus dan enggak terputus.” Karena bukan tidak mungkin wanita yang bersangkutan terkecoh dengan keputihan, misalnya.
Perlu diingat bahwa kehadiran lendir kesuburan hanya bersifat sementara dan bukan sepanjang siklus haid, sama sekali tidak berbau dan tidak gatal.