BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan semasa anak-anak, akan terjadi perubahan
sikap dan perilaku yang dasarnya di pengaruhi juga oleh sikap dan perilaku
sosial dan kejiwaan orang-orang dewasa di lingkungannya (kemenpora: 45). Juga
diharapkan akan tumbuh sifat bersaing yang dilandasi sifat sportivitas tinggi,
menghargai lawan bermain, menghargai usaha sendiri, percaya diri, dan kemampuan
mengendalikan emosi. Pada akhirnya anak bisa menyadari dan mengenal, baik
kelebihan maupun kekurangan dirinya melalui kekayaan keterlibatannya dalam
bermacam olahraga.
Dari peran di atas yang akan dilakukan oleh anak
usia dini adalah tidak jauh dari tuntunan/ bimbingan dari pada peran pelatih
sehingga dalam pengembangan yang diharapkan bisa tercapai meskipun dalam kurun
waktu yang lama. Pelatih harus bijak dalam menjembatani harapan dan usaha anak
mencapai sasarannya. Harus ada keseimbangan antara usaha memenagkan
pertandingan, mengembangkan ketrampilan individu, dan memelihara kesenangan
atau kepuasan dalam bertanding. Anak harus dipuji dan dihargai penampilan
baiknya, terlepas dari skor akhir pertandingan. Kepada anak diberikan lebih
banyak umpan balik yang positif dari pada hanya mendiskusikan kesalahan anak.
Pelatih harus jeli terhadap setiap kemajuan sekecil apapun yang diperlihatkan
anak dengan memberikan pujian atau penghargaan yang wajar. Mengingat keberadaan
orang tua anak yang tidak boleh diabaikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada
beberapa masalah yang dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pelatihan untuk anak usia dini?
1.2.2 Bagaimana pemahaman olahraga pada anak usia dini?
1.3 Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah dapat di uraikan
kembali tujuan yang ingin dicapai di antaranya:
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pelatihan untuk anak usia dini.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana
pemahaman olahraga pada anak usia dini.
1.4
Manfaat
Tujuan dari pengertian yang ingin dicapai yakni akan
menghasilkan manfaat diantaranya sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui bagaimana pelatihan untuk anak usia dini.
1.4.2 Mengetahui bagaimana pemahaman olahraga pada anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah
satu ciri pelatih yang baik adalah pelatih yang mampu memilih atau menciptakan
metode latihan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan latihan. Pelatih
dituntut menguasai ilmu pengetahuan luas, memiliki jiwa seni yang tinggi serta
serta seorang praktisi untuk menerapkan teori dan metodologi ilmu pelatihan.
Peran
utama seorang pelatih adalah untuk memudahkan atau melancarkan proses
pengembangan individu terhadap pencapaian prestasi atlet melalui:
1.
Memberi respek terhadap hak asasi
manusia, yaitu persamaan hak bagi setiap
atlet tanpa adanya diskriminasi.
2.
Menjamin bahwa lingkungan berlatih
adalah aman dan layak/sesuai.
3.
Memperlakukan setiap atlet sebagai sosok
individu.
4.
Profesional dan bertanggung jawab dalam
setiap tindakan.
5.
Memahami dan mematuhi aturan
permainan/pertandingan yang berlaku sesuai cabang olahraga masing-masing.
6.
Memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan prestasi dan tingkah laku atletnya.
7.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada
atlet, dengan memperhatikan kondisi atletnya.
8.
Mengawasi dan mencegah penggunaan obat
terlarang.
9.
Menjaga citra pelatih dan memelihara
standar/mutu dan tingkah laku pribadi yang terbaik.
10. Menahan
diri dari setiap caci maki terhadap atletnya.
11. Bekerjasama
dengan setiap individu dan instansi terkait.
Dalam
naskah bahan ajar ini lebih lanjut akan disajikan mengenai kajian hal-hal
tentang kepelatihan anak usia dini yang diperlukan oleh para pelatih untuk
menangani atlet usia dini, yaitu mengenai:
1. Mempersiapkan
untuk melatih anak usia dini secara efektif.
2. Pemahaman
pelatih bahwa pelatihan untuk anak usia dini bertujuan untuk: (a) memperoleh
kesenangan, (b) persahabatan atau memperoleh teman baru, (c) perasaan nyaman,
dan (d) belajar keterampilan baru. Tujuan tersebut dapat dicapai, jika
aktivitas olahraga sesuai dan sesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan anak.
4. Memodifikasi
olahraga.
2.1 Pelatihan Untuk Anak Usia Dini
2.1.1
Olahraga Untuk Anak-Anak
Aspek dari pelatihan
usia dini yang dibahas adalah hal yang berhubungan dengan cara efektif
pelatihan untuk kelompok atlet usia dini. Olahraga usia dini adalah suatu
bagian penting dalam masyarakat karena keberadaan anak-anak sekarang akan
menentukan prestasi atlet masa depan. Referensi mencatat banyak anak yang tidak
melakukan olahraga setelah 10 tahun mereka menjadi kurang tahan terhadap
aktivitas fisik setelah dewasa. Banyak anak-anak yang menyatakan bahwa mereka
tidak berolahraga (bosan) dikarenakan kegiatannya tidak menyenangkan. Mereka
tidak menikmati olahraga karena tekanan dari pelatih dan orang tua bahkan
kadang-kadang aktivitas olahraga dirasa menyakitkan. Tekanan dari orang dewasa
ini sering mempunyai hal negatif yang mempengaruhi anak sehingga tidak ingin
berolahraga.
2.1.2
Modifikasi Olahraga
Modifikasi
olahraga diarahkan supaya anak-anak berhasrat terlibat dalam aktivitas olahraga
yang lama (10 tahun). Modifikasi meliputi perubahan kepada ukuran peralatan,
area bermain, tujuan, waktu permainan dan aturan lain yang berhubungan dengan
ukuran serta pertukaran regu. Modifikasi tersebut menyesuaikan kemampuan
anak-anak, antar lain: area permainan lebih kecil, tinggi ring basket lebih
rendah atau gawang lebih kecil, regu yang lebih sedikit dan pergantian
diijinkan lebih banyak. Modifikasi olahraga berjalan dengan baik jika anak-anak
banyak yang menerima dan dapat menikmatinya.
2.2
Pemahaman Olahraga Pada Anak Usia Dini
2.2.1
Kenapa Anak-Anak Bermain Olahraga
The
National Coaching Accreditation Scheme (NCAS, 1990:87) mengemukakan bahwa anak
bermain olahraga untuk:
· Kesenangan
· Berteman
· Merasakan
lebih baik
· Belajar
keterampilan baru
Setiap
tujuan dapat dicapai jika aktivitas olahraga sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan mereka. Anak-anak bukanlah “orang dewasa kecil” yang dapat
melaksanakan aktivitas seperti orang dewasa atau kondisi-kondisi yang sama
dibawah orang dewasa. Oleh karena itu tidaklah, tepat anak harus melakukan
kegiatan seperti yang dilakukan orang dewasa.
Anak-anak
tidak boleh dipaksa untuk main olahraga, namun olahraga harus dikemas sebagai
suatu aktivitas menyenangkan membangun keterampilan, pengetahuan yang terkait
dengan permainan, persahabatan dan suatu hiburan.
2.2.2
Kompetisi
· Kompetisi
bukan hal yang baik namun juga tidak jelek.
· Kompetisi
perlu fokus pada kenyamanan dan peningkatan kepribadian (sebagai suatu
motivator).
· Ketika
pemenang (hasil kompetisi) fokus pada kompetisi, pengalaman tersebut dapat berpengaruh
negatif untuk anak. Pengalaman negatif (tidak menyenangkan) menyebabkan anak-anak
kehilangan minat.
· Anak-anak
menikmati persaingan tetapi hasil akhir bukan tujuan.
· Tekanan
ekstrim berhubungan dengan kompetisi dapat mengakibatkan hilangnya kebanggaan
pada diri sendiri dan keyakinan diri.
Manfaat
kompetisi untuk memotivasi anak-anak dan membuat mereka merasa lebih baik
(percaya diri).
2.2.3 Cedera
Cedera
yang paling umum pada anak-anak adalah yang berhubungan dengan pertumbuhan
tulang. Anak-anak jangan sampai over-trained. Mereka perlu variasi main
berbagai aktivitas olahraga dan variasi posisi di dalam olahraga tim atau regu.
Ingat, sebelum seorang anak mengambil bagian dalam olahraga, dan ada penyakit
atau cedera pernah dialami, seorang dokter perlu memeriksanya untuk memastikan
bahwa anak tersebut cocok atau dapat mengikuti olahraga tersebut.
2.2.4
Intensitas Latihan
Latihan
jangan memeberikan tekanan berat (intensitas tinggi). Intensitas yang
tinggi/keras harus pendek/singkat. Anak-anak hanya perlu main, frekuensi
latihan tidak lebih 3 (tiga) sesi setiap minggu (2 latihan, 1 kompetisi) dengan
lama waktu tiap sesi latihan 1 (satu) jam untuk usia sampai 10 tahun dan 1,5
jam untuk anak-anak lebih dari 10 tahun.
2.2.5
Suhu Badan
· Anak-anak
mempunyai area permukaan kulit lebih luas untuk ukuran badannya dan lebih
sedikit kelenjar keringat daripada orang dewasa. Oleh karena itu mereka lebih
peka terhadap temperatur.
· Anak-anak
semestinya tidak melakukan aktivitas fisik sebagai berikut: periode waktu (lebih
30 menit), pada suhu (di atas 3000C), kelembaban (di atas 50%).
· Anak-anak
harus didukung untuk minum sedikit air tetapi sering, untuk menggantikan cairan
yang hilang melalui keringat.
2.2.6
Maraton/Kegiatan Lama
Kegiatan
yang lama, seperti maraton, tidak dianjurkan untuk anak-anak. Kegiatan yang
lama dapat mengakibatkan cedera dan dehidrasi.
Petunjuk
yang disajikan Federasi Kesehatan Olahraga Australian
Usia
|
Berlari,
jalan tidak lebih
|
Di
bawah 12 tahun
|
5
km
|
12
– 15 tahun
|
10
km
|
15
– 16 tahun
|
Separuh
maraton
|
16
– 18 tahun
|
30
km
|
>
18 tahun
|
Marathon
|
2.2.7 Latihan
Hindari
aktivitas yang menyebabkan cedera berakibat terhentinya pertumbuhan tulang.
Hindarkan
aktivitas sebagai berikut :
· Jongkok
penuh atau tekukan lutut penuh.
· Lemparan
parabola atau shooting bola ke dalam ring basket.
· Stretching
memantul.
· Aktivitas
terus-menerus dengan satu sisi badan atau anggota badan.
Latihan
Beban
· Format
latihan kekuatan paling sesuai dan aman untuk anak-anak adalah menggunakan
berat/beban mereka sendiri.
· Pada
anak sebelum-remaja hanya menggunakan beban latihan yang ringan.
· Latihan
kekuatan dapat membantu anak-anak, antara lain: meningkatkan keterampilan,
mengurangi cedera yang terkait dengan berbagai olahraga, meningkatkan kekuatan
otot, bentuk badan yang baik (postur) dan meningkatkan percaya diri.
· Anak-anak
harus melakukan teknik latihan beban dengan benar.
Semua latihan kekuatan (beban)
harus diawasi oleh instruktur berkualitas. Anak-anak mungkin lebih baik
menitikberatkan dalam praktek keterampilan olahraga.
2.2.8
Pemahaman Tentang Anak-Anak
Karakteristik
perkembangan dan pertumbuhan sosial penting dan harus diperhitungkan pada
pelatihan anak-anak.
Sesi pelatihan harus
terorganisir untuk:
· Ijinkan
anak-anak berperan untuk mereka belajar sendiri
|
· Pemenuhan
keseimbangan antara usaha dan istirahat
|
·
Aktivitas yang bervariasi
|
· Melayani
anak-anak dari perbedaan budaya dan latar belakang ekonomi
|
· Liputi
variasi jenis kelamin dan kemampuan menggolongkan
|
·
Pusatkan pada kebutuhan individu
|
· Kembangkan
keterampilan dasar
|
· Dorong
semua anak-anak baik lelaki dan perempuan; bakat, dan berusaha keras untuk
ambil bagian dari kemampuan mereka
|
·
Lindungi anak dari kemungkinan
mengalami/mencoba kegagalan
|
Contoh secara fisik, karakteristik
kepribadian dan sosial, tingkat pemahaman dari anak-anak dan implikasi praktis
untuk pelatih.
Karakteristik
sosial anak-anak
|
Pelatih
perlu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tingkat
pemahaman anak-anak
|
Pelatih
perlu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Karakteristik fisik anak-anak
|
Pelatih perlu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Anak kecil mempunyai kepala lebih
besar
-
Tungkainya relatif pendek
|
·
Menyadari hal ini mempengaruhi
kemampuan keseimbangan anak
|
·
Petumbuhan selama remaja
-
Lengan dan tungkai tak sebanding
panjangnya
|
·
Mempengaruhi kemampuan berlari
|
·
Anak-anak pada umur
yang sama terpisah selam 4 tahun dalam pengembangan phisik memiliki
karakteristik berbeda
|
·
Hal ini sebagai langkah
pengembangan fisik anak, janganlah kaku (canggung)
|
·
Pemberian porsi lebih tinggi pada
sistem aerobic mereka, tetapi hasilnya tidak efisien
|
·
Golongkan anak-anak menurut
perkembangan phisik bukannya umur
|
·
Pernafasan anak-anak pendek dan
cepat
|
·
Beri aktivitas intensitas rendah
|
·
Perkembangan sistem anaerobic
anak terbelakang
|
·
Sadar bahwa anak yang sedang
bekerja keras nafasnya mengalir dengan cepat
|
·
Masa remaja merupakan masa
pertumbuhan yang cepat
|
·
Sadar bahwa setelah pubertas
mereka menjadi lebih baik dalam power anaerobic
|
·
Pengembangan tulang janganlah
diselesaikan sampai dengan umur 17 atau 18
|
·
Konsentrasi pada pengembangan
keterampilan variasi menentukan model periodie latihan yang panjang atau
pendek
|
·
Anak-anak tidak tahan panas dan dingin
|
·
Gunakan format latihan kekuatan
yang aman yaitu: berlatih dengan menggunakan berat/beban badan mereka sendiri
·
Pastikan bahwa latihan beban
untuk preadolecent diawasi instruktur berkualitas dan bukan sekedar menimbang
berat berat anak
·
Hindari pengulangan yang banyak
·
Pastikan mereka berpakaian nyaman
|
·
Motivasi sederhana
|
·
Dengarkan apa yang anak-anak
katakan
|
·
Pertimbangan yang masak untuk
main olahraga
|
·
Beri pujian dan penghargaan untuk
peningkatan dan usaha mereka
|
·
Sensitip terhadap kritik dan
kegagalan
|
Asumsi
positif dan berterima kasih pada usaha mereka dan penampilan keterampilan
yang telah dilakukan dengan tepat
|
·
Perhatian pendek/singkat
|
Memelihara
minat dengan aktivitas bervariasi dan membatasi komentar
|
a. Pengembangan
Keterampilan
Ada berbagai langkah
bagi atlet usia dini untuk belajar atau menguasai suatu keterampilan. Lamanya
waktu tergantung pada individu anak dan mutu latihan. Faktor yang penting untuk
pelatih adalah :
·
Beri atau tunjukkan dengan demonstrasi
yang baik
·
Buat keterampilan mengalir dari
sederhana kearah kompleks
·
Tidak memberi terlalu banyak informasi
·
Kelelahan akan mempengaruhi penguasaan
keterampilan
·
Anak-anak hanya dapat berkonsentrasi
pada waktu yang pendek
b. Kondisioning
Atlet Usia Dini
Ketika
ingin mendewasakan dan memajukan atlet, pelatih dapat mengembangkan suatu
program pengkondisian untuk memenuhi kapasitas penampilan. Penampilan dapat
ditunjukkan dengan komponen kondisi fisik, yaitu:
·
Daya tahan; Cardio-Vaskular (Aerobic)
daya tahan otot lokal
·
Kekuatan; Jumlah kekuatan yang dapat
dihasilkan oleh otot
·
Power; Kombinasi kekuatan dan kecepatan
·
Fleksibilitas; Luas pergerakan pada
suatu sendi
Pertumbuhan
atlet usia dini sekarang, pada umumnya cukup untuk menyadarkan pelatih agar
jangan menekankan salah satu unsur phisik.
Ø Tip
untuk pengkondisian yang efektif
Dengan
latihan sirkuit menyertakan aktivitas untuk mengembangkan daya tahan, kekuatan,
power dan fleksibilitas. Hal itu mengasumsikan bahwa aktivitas aerobic
merupakan kegiatan yang dilakukan pada sesi yang berbeda.
· Pilih
aktivitas dari masing-masing pos untuk memastikan pengembangan fisik yang
seimbang.
· Sediakan
kartu bentuk sirkuit untuk masing-masing anak.
· Berapa
banyak pengulangan? Ttapkan suatu pos yang dapat dinikmati anak sehingg dapat
melaksanakan jumlah ulangan maksimum mereka.
· Gunakan
kartu aktivitas atau tabel dinding untuk menandai aktivitas pad stasiun
masing-masing.
· Setiap
stasiun ada beberapa pilihan, beberapa aktivitas lebiha keras dibanding yang
lain. Boleh mewarnai kode aktivitas (e.g. Merah, biru dan putih). Anak-anak
kemudian mencoba semua aktivitas untuk satu warna, sebagai contoh, aktivitas
merah pada masing-masing stasiun.
· Demonstrasikan teknik
yang benar di sesi pertama.
Ø Keselamatan
· Jangan
melakukan gerakan memantul selagi melakukan gerakan (fleksibilitas).
· Laksanakan
latihan jumping/hopping berlanjut pada permukaan yang baik. Sebagai contoh:
rumput, lantai, kayu keset. Hindari permukaan aspal, beton dan lain-lain.
Sepatu menyesuaikan.
· Jangan
mengorbankan teknik baik untuk kecepatan atau untuk melaksanakan suatu jumlah
pengulangan lebih besar. Hanya meningkatkan banyaknya pengulangan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan
diatas dapat disimpulkan dengan permasalahan yang diangkat/ digunakan, dalam pelatihan untuk anak usia dini berhubungan
dengan cara efektif pelatihan untuk kelompok atlet usia dini. Aspek yang di gunakan tentang olahraga untuk
anak-anak karena keberadaan anak-anak sekarang akan menentukan prestasi atlet
masa depan. Dan modifikasi olahrga yang diarahkan supaya
anak-anak berhasrat terlibat dalam aktivitas olahraga yang lama (10 tahun).
Selanjutnya dalam pemahaman olahraga pada anak usia
dini. Kenapa anak-anak bermain olahraga, The National Coaching
Accreditation Scheme (NCAS, 1990:87) mengemukakan bahwa anak bermain olahraga
untuk:
· Kesenangan
· Berteman
· Merasakan
lebih baik
· Belajar
keterampilan baru
Tujuan tersebut akan dicapai jika
aktivitas olahraga sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Anak-anak
bukanlah “orang dewasa kecil” yang dapat melaksanakan aktivitas seperti orang
dewasa atau kondisi-kondisi yang sama dibawah orang dewasa. Oleh karena itu
tidaklah, tepat anak harus melakukan kegiatan seperti yang dilakukan orang
dewasa.
Kompetisi yaitu salah satu
dari pemahaman
olahraga pada anak usia dini yakni kompetisi perlu fokus
pada kenyamanan dan peningkatan kepribadian (sebagai suatu motivator).
Cidera, intensitas latihan, suhu badan, marathon/
kegiatan lama, latihan dan pemahaman tentang anak-anak merupakan suatu usaha
yang harus dilakukan dalam pemahaman olahraga pada anak usia dini.
3.2
Saran
Makalah ini merupakan
rantai/ aliran dari buku-buku ajar pedagogi olahraga, oleh karena itu
kesetian membaca dan pemahaman agar
selalu ditingkatkan.
DAFTAR
PUSTAKA
dr. Ambarukmi Dwi
Hatmisari.______. Pelatihan Olahraga Anak Usia Dini: Kementerian Negara
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
http://munggur.
wor dpress.com/2009/01/23/pelatihan-anak usia dini.