BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini, perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi sudah semakin maju. Banyak pembaharuan-pembaharuan
yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk bisa memajukan atau
mengikuti perkembangan IPTEK tersebut. Perubahan yang dilakukan dibuat
sedemikian rupa agar terjadi perubahan dan peningkatan kualitas dari sumber
daya manusia.
Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas tentu harus bisa mendapatkan atau membuat bibit yang baik.
Hanya berbekal pengetahuan saja, seorang manusia itu tidak akan bisa memiliki
Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Jadi perlu diimbangi dengan pemberian
pendidikan-pendidikan yang nantinya dapat mengimbangi dan mengiringi
pengetahuan-pengetahuan atau ilmu-ilmu yang diperoleh oleh manusia itu sendiri.
Sebagai seorang mahasiswa yang bergelut di
bidang olahraga yang mana merupakan calon guru bagi anak didiknya kelak, tentunya
memiliki tanggung jawab yang besar. Dimana selain menguasai semua mata
pelajaran di suatu Sekolah guru harus bisa mengajarkan dan mentransferkan pengetahuan-pengetahuan
yang telah dimiliki.
Mengajarkan atau memberikan ilmu pendidikan
jasmani kepada anak didik itu sangat penting. Dengan memberikan pendidikan
jasmani kepada anak didik, anak tersebut akan terbantu dalam memperoleh
peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan
pembentukan watak. Pemberian pendidikan jasmani kepada anak didik sangat
penting, karena tujuannya berada dalam lingkup perkembangan fisik, gerak,
mental, dan social anak didik tersebut. Sehingga harapan bangsa dan Negara yang
ingin mencetak SDM yang berkualitas bisa dicapai.
Untuk pemberian materi tentang pendidikan
jasmani di di suatu sekolah tidak terlalu berat, peserta didik cukup diberikan
olahraga yang berupa permainan. Banyak jenis permainan yang bisa diberikan di sekolah,
seperti permainan tradisional. Karena dengan memberikan permainan-permainan
tradisional ini, secara tidak langsung kita melestarikan budaya-budaya yang
kita miliki kepada generasi selanjutnya.
Untuk di daerah Bali sendiri terdapat berbagai
macam jenis permainan tradisional. Setiap daerah memiliki permainan tradisional
tersendiri. Ada beberapa daerah yang memiliki permainan tradisional yang sama,
hanya saja yang membedakannya adalah nama dari permainan tersebut. Salah satu
permainan tradisional di Daerah Klungkung adalah Bedut-bedutan. Oleh karena itu
dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai
permainan tradisional daerah Klungkung yaitu Bedut-bedutan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada
beberapa masalah yang dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.2.1
Apa pengertian dari permainan bedut-bedutan?
1.2.2
Apa saja sarana dan prasarana permainan bedut-bedutan?
1.2.3
Apa saja komponen aktifitas fisik yang menonjol dalam permainan
bedut-bedutan?
1.2.4
Bagaimana sejarah permainan bedut-bedutan?
1.2.5
Bagaimana teknik pelaksanaan permainan bedut-bedutan?
1.2.6
Bagaimana hubungan permainan bedut-bedutan dengan olahraga prestasi?
1.3 Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas dapat di
uraikan kembali tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian dari permainan bedut-bedutan.
1.3.2
Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam permainan bedut-bedutan.
1.3.3
Untuk
mengetahui apa saja komponen aktifitas fisik yang menonjol dalam permainan bedut-bedutan.
1.3.4
Untuk
mengetahui bagaimana sejarah dari permainan bedut-bedutan.
1.3.5
Untuk mengetahui bagaimana teknik
pelaksanaan permainan bedut-bedutan.
1.3.6
Untuk mengetahui bagaimana hubungan permainan bedut-bedutan dengan
olahraga prestasi.
1.4 Manfaat
Setelah pembuatan makalah ini,
penulis berharap hasil pembuatan makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1
Manfaat teoritis
Secara teoritis makalah ini
bermanfaat dalam memberikan suatu informasi di bidang ilmu pengetahuan,
terutama bidang olahraga permainan yang dikaitkan dengan olahraga permainan
tradisional bedut-bedutan.
1.4.2
Manfaat praktis
1)
Memberikan salah satu contoh
permainan tradisional dari Daerah Bali khususnya Daerah klungkung berupa
permainan bedut-bedutan.
2)
Dapat dijadikan tambahan informasi
terhadap kepentingan di bidang olahraga permainan tradisional.
3)
Bagi penulis, diharapkan menjadi
acuan untuk pebulisan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
permainan bedut-bedutan
Dalam berbagai macam jenis permainan
tradisional, Indonesia yang merupakan Negara dengan julukan Negara Seribu Pulau
tentunya memiliki banyak jenis permainan tradisional. Untuk di Provinsi Bali
saja permainan tradisional yang ada cukup banyak. Salah satu daerah di Provinsi
Bali yaitu Klungkung. Dari Daerah Klungkung ada beberapa permainan tradisional,
salah satunya yaitu permainan bedut-bedutan.
Berhubungan
dengan sejarah permainan bedut-bedutan, tidak satupun dari narasumber yang
memberikan kepastian kapan permainan pertama kali dimulai serta asal-usulnya.
Ada yang mengatakan permainan ini dikenal dan dimainkan sekitar tahun lima
puluhan. Di beberapa tempat dan kabupaten diluar klungkung rupanya tidak ada
yang tahu. Narasumber di Klungkung yang belum pasti tahu sangat sulit untuk
menemuinya.
2.2
Pemain
Pemain
terdiri dari dua grup yang masing-masing terdiri dari 4 sampai 6 orang baik
putra maupun putrid atau campuran. Pemain umumnya berusia sekitar 10 sampai 14
tahun. Kadang-kadang dilakukan juga oleh yang berusia lebih muda ataupun lebih
dewasa.
2.3
Sarana
dan prasarana
2.3.1
Sarana
Berikut
sarana dari permainan bedut-bedutan yaitu: anggota kelompok masing-masing
terdiri dari 4 sampai 6 orang tanpa
pimpinan kelompok atau kapten. Mereka mengatur diri mereka masing-masing untuk
kepentingan kelompoknya. Pakaian sehari-hari, tidak memiliki perbedaan uniform yang jelas. Bola yang dipakai
membedut atau melempar adalah bola tenis yang sudah tidak dipakai lagi alias
sudah gundul. Pada mulanya dipakai bola yang lebih besar dari bola tenis,
ukuran dan bahannya yang pasti tidak ada yang menegetahuinya.
2.3.2
Prasarana
Lapangan
yang dipakai tidak mempunyai ukuran yang pasti. Yang jelas dikatakan mempunyai
ukuran lebih kecil sedikit dari lapangan bola voli. Oleh karena itu, permainan
ini dilakukan dilapangan khusus.
2.4
Pelaksanaan
permainan
2.4.1
Peraturan
Bila
lapangan sudah tersedia, anggota kelompok diharuskan berdiri berhadap-hadapan
pada garis bagian tepi belakang berhadap-hadapan. Kemudian salah satu wakil
kelompok melakukan sut untuk menentukan siapa yang melempar (membedut) lawannya
diseberang. Yang membedut tidak boleh maju mendekat atau meninggalkan garis
belakang, harus tetap ditempat, hanya melempar dengan kekuatan tangan satu
sasaran yang ada dihadapannya. Begitu pula yang dibedut atau dilempar tidak
boleh meninggalkan garis tapi boleh menghindari lemparan dengan membungkuk
ditempat. Yang menjadi sasaran boleh menangkap bola yang dilemparkan kepadanya,
dan apabila bola tertangkap musuh yang melempar berarti mati alias keluar
lapangan permainan. Bagi yang kena lempar dia harus keluar meninggalkan
lapangan permainan. Lemparan dilakukan silih berganti.
2.4.2
Jalannya Permainan
Yang
menang sut melempar pertama dari kelompok yang diwakili. Sebut saja yang
melempar dari kelompok I adalah si A. Bila si A melempar dengan bola yang
diarahkan ke kelompok II dan mengenai si C maka si C harus keluar meninggalkan
lapangan. Tapi si C dari kelompok II dapat menangkap bola yang dilempar si A
dari kelompok I berarti si A harus keluar lapangan. Begitu seterusnya sampai
salah satu kelompok anggotanya habis semua meninggalkan lapangan dan dinyatakan
kalah.
2.4.3
Wasit
Mereka
semua menjadi wasit oleh karena itu tidak diperlukan wasit yang khusus. Sekali
lagi kejujuran dalam permainan semacam ini benar-benar ditegakkan dengan baik.
2.5
Komponen
aktifitas fisik yang menonjol
Komponen
aktifitas fisik yang menonjol disini adalah kekuatan tangan untuk melempar
dengan keras sehingga sasaran sulit untuk menghindar. Kecepatan atau “accuracy” amat dibutuhkan untuk mengetahui sasaran. Dilain pihak juga
dituntut kecepatan dan kelincahan untuk menghindari lemparan. Kemungkinan
cedera dalam permainan ini hamper tidak ada.
2.6
Hubungan
dengan olahraga prestasi
Hubungan
permainan bedut-bedutan dengan olahraga prestasi bisa dikembanhkan untuk
olahraga pantai. Permainan ini sedikit menyamai permainan lemparan telur mentah
antara dua kelompok yang biasanya dilaksanakan di pantai yang setiap lemparan
jaraknya makin lama makin jauh. Bila telur yang ditangkap pecah, yang
besangkutan harus keluar permainan. Mungkin perlu beberapa modifikasi baik
lapangan permainan maupun peraturan permainan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari uraian tersebut di atas, yaitu permainan bedut-bedutan
merupakan salah satu permainan tradisional di Provinsi Bali Khusunya Daerah
Klungkung, walaupun belum ada kepastian yang jelas dimana dan kapan permainan
ini dimulai. Menurut sumber yang diteriman permainan ini sudah ada semenjak
tahun lima puluhan.
3.2 Saran
Saran
dari saya kepada seluruh pembaca adalah agar para pembaca dapat memahami
tentang permainan tradisional khusunya permainan bedut-bedutan serta dapat
menjadi tambahan informasi bagi bidang olahraga tradisional.
DAFTAR
PUSTAKA
Pemerintah Daerah Tingkat 1 Bali. 1991. OLAHRAGA
TRADISIONAL DI
DAERAH BALI,
Bali.